KH. Ahmad Dahlan
menginginkan agar orang Islam mengerti tentang ajaran Islam yang benar. Beliau
tidak ingin orang-orang beribadah dengan cara yang salah. Kalau caranya salah,
maka akan menyebabkan kerusakan dan kesusuahanbagi masyarakat. Kalau
masyarakatnya rusak, maka negeri menjadi tidak aman dan tidak tentram.
Muhammadiyah
sangat menjunjung tinggi perintah agama Islam. Oleh karena itu, Muhammadiyah
berusaha agar ajaran-ajaran Islam dijalankan dengan benar. Kalu dijalankan
dengan benar akan membawa kebaikan dan manfaat bagi masyarakat. Carsanya dengan
mengajarkan kebaikan kepada masyarakat yang disebut amar ma’ruf.
Muhammadiyah
juga berusaha agar tidak ada kejahatan atau kemungkaran di tengah masyarakat.
Caranya dengan memperingatkan masyarakat. Mencegah kemungkaran disebut nahi
munkar . Itulah tujuan Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan yaitu
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya.
KH. Ahmad Dahlan
menyadari sepenuhnya bahwa ajaran Islam adalah tatanan kehidupanyang paling
lengkap dan sempurna dan yang paling sesuai dengan manusia karena ajaran itu
datangnya dari Allah. Alllah yang menciptakan tentu mengetahui segala kebaikan untuk
manusia.Lalu bagaimana KH. Ahmad Dahlanmemiliki pemahaman agama yang begitu
mendlam/\? Simak kisah hidup dan perjuangan beliau dalam mendirikan
muhammadiyah!
A. Masa
kecil KH. Ahmad Dahlan
Kyai
Ahmad Dahlan merupan pendiri dari organisasi Muhammadiyah. Nama kecinya adalah
Muhammad Darwis. Ia dilahirkan di kampung kauman Yogyakarta pada tahun 1285 H
bertepatan 1 Agustus 1868 M, sebai putra keempat dari KH. Abu Bakar salh
seorang dari 12 khatib keraton di masjid Sultan atau masjid besar Yogyakarta.
Ibunya bernama Siti Aminah atau lebih dikenal dengan sebutan Nyai Abu Bakar
putri KH. Ibrahim seorang penghulu keraton (pemangku urusan agama Islam)
Yogyakarta.
Sebagai anak yang tumbuh dalam lingkungan para ulama, Muhammad
Darwis secara dini mendapatkan pendidikan agama dari ayahnya sendiri. Seperti
kalian, sejak kecil Darwis sudah belajar membaca Al-Quran. Di umur 8 tahun,
Darwis sudah lancar membaca Al-Quran dan sudah menghatamkan bacaan hingga 30
juz.
Sewaktu masih kanak-kanak, Darwis bergaul dengan kawan-kawan
yang tetangganya. Dia dikenal sebagai anak yang rajin, jujur serta suka
menolong. Di samping itu masa kanak-kanak Darwis menunjukkan beberapa kelebihan
dibandingkan anak-anak sebayanya, yaitu banyak akal, kreatif, ulet, pandai
memanfaatkan sesuatu, cerdas, selalu fokus dan tidak malu bertanya hal yang
belum diketahuinya.
Darwis
kecil juga senang bermain layang-layang dan gasing, serta pintar membuat
barang-barang kerajinan tangan dan mainanan sendiri, sehingga disukai oleh
teman-temanya.
.B. Belajar
Ke kota Mekkah
Darwis
sangat gemar belajar. Darwis belajar kepada banyak Kyai dan ulama bahkan hingga
ke negeri Arab. Di usia 22 tahun, Muhammad Darwis diutus oleh keluarganya untuk
pergi menunaikan ibadah haji sambil memperdalam ilmunya di tanah suci Makkah
pada tahin 1890.
Sepulang dari Makkah,
Muhammad Darwis berganti nama menjadi Ahmad Dahlan. Ahmad Dahlan tetap gemar
belajar dan gemar membaca buku. Karena kegemaran mempelajari ilmu agama Islam,
Ahmad Dahlan sering menggantikan ayahnya untuk mengajar agama Islam kepada
anak-anak dan bahkan kepada orang-orang yang lebih tua usia darinya. Akhirnya
Ahmad Dahlan mendapat julukan Kyai karena kemampuan ilmu agamanya tersebut.
Pengetahuaan tentang
agama Islam yang mendalam inilah yang membuat KH. Ahmad Dahlan semakin peduli
kepada rakyat jelata dan sangat senag mengajarinya orang ilmu agama Islam serta
suka menolong orang yang kesusuhan.
C. Mendirikan
Muhammadiyah
Pada tahun
1903, KH. Ahmad Dahlan pergi haji ke Makkah untuk kedua kalinya dan melanjutkan
kembali pendalaman ilmu agamanya. Saat belajar, KH. Ahamd Dahlan bertemu dengan
banyak ulama serta tokoh-tokoh dari nusantara sendiri seperti Kyai Muhammmad
Khatib dari minangkabau, Kyai Nawawi dari banten, Kyai Mas Abdullah dari
surabaya serta Kyai Faqih Masku mambang dari Gresik.
Pertemuan
tersebut cukup penting bagi perkembangan pemikiran KH. Ahmad Dahlan. Namun yang
paling utama adalah perjumpaan dengan Rashid Ridha seseorang tokoh pembaharu
Islam dari mesir yang memiliki kesamaan pandangan dengan KH. Ahmad Dahlan dalam
pemurniaan Tauhid (keesaaan Allah SWT) bukan keimanan secara taqlid (menerima
secara buta)
Sepulang dari Makkah
untuk yang kedua kalinya itu, KH. Ahmad Dahlan mulai mendirikan pondok (asrama)
untuk murid-muridnya yang datang dari berbagai daerah seperti Bantul, Srandakan,
Brosot, Kulon progo, Pekalongan,Batang, Magelang, Solo dan Semarang.
KH. Ahmad Dahlan tidak
membatasi pergaulanya. Pada tahun 1909, pada masa kebangkitan nasional KH.
Ahmad Dahlan masuk perkumpulan Budi Utomo. Perkumpulan Budi Utomo didirikan di
Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. KH. Ahmad Dahlan memberikan pengetahuan agama
Islam kepada Pengurus Budi Utomo.
Selain itu, KH. Ahmad
Dahlan juga diminta mengajar agama Islam kepada para siswa Kweekschool di jetis
Yogyakarta, sebuah sekolah umum untuk anak0abak kalangan menenggah pribumi dan
Balanda, sekolah Pamong Praja (Osvia atau Mosvia) di Magelang, dan lain-lain.
KH. Ahmad Dahlan juga mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah yang
beliau dirikan.
Kepedulian KH. Ahmad
Dahlanterhadap ank-anak yang bersekolah tersebut KH. Ahmad Dahlan bersedia
mengajarkan agama Islam di sekolah tersebut. Banyak siswa yang kemudian
tertarik dengan pengajaran KH. Ahmad Dahlan. Beliau mempergunakan yang tidak
membosankan, senantiasa menarik, sabar, jujur dan dapt mengayomi anak didiknya,
Bahkan ketika KH. Ahmad Dahlan menjelaskan bahwa beliau juga mendirikan sekolah
(madrasah diniyah) di rumah untuk mengajarkan ilmu pengetahuan dan ilmu agama,
mereka pun tertarik untuk menjadi siswa.
KH. Ahmad Dahlan sadar
bahwa usaha yang mulia ini harus dipertahankan, bahkan harus bisa diteruskan
oleh orang lain sepeninggalanya nanti. Untuk itu diperlukan sebuah organisasi,
yaitu sekumpulan orang yang bekerja bersama-sama.
KH. Ahmad Dahlan mencari
petunjuk Allah dengan membaca Al-Quran surat Ali Imran ayat 104 yang bunyinya
sebagai berikut :
وَلْتَكُنْ
مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
waltakum mingkum ummatuy
yad'ụna ilal-khairi wa ya`murụna bil-ma'rụfi wa yan-hauna 'anil-mungkar, wa
ulā`ika humul-mufliḥụn
Artinya: Dan hendaklah di
antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
(berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung
Setelah berbagai
pengalaman dan pergaulan dengan berbagai kalangan dan mantap hatinya karena
membaca ayat diatas, akhirnya pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H bertepatan
dengan tanggal 18 November tahun 1912, di kota Yogyakarta, KH. Ahmad Dahlan
mendeklarasikan berdirinya sebuah organisasi yang diberi nama Muhammadiyah yang
mengajak umat Islam Indonesia kembali beramal dan beribadah menurut tuntunan
Al-Quran dan Al-Hadits.
D. Pesan-Pesan
KH. Ahmad Dahlan
KH. Ahmad Dahlan wafat
pada tanggal 23 februari 1923 M bertepatan dengan tanggal 7 Rajab 1340 H di
usia 55 tahun dan dimakamkan di karangkajen Yogyakarta. Atas jasa-jasa dalam
perjuangannya membangun bangsa dan negara melalui dakwah amar ma’ruf nahi
munkar, pemerintah Republik Indonesia mengangkatnya sebagai Pahlawan Nasional
sesuai dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961.
Sebelum wafat, beliau berpesan kepada kader-kader
Muhammadiyah sebagai berikut:
a. Aku titipkan Muhammadiyah kepadamu dengan harapan Muhammadiyah dapat dipelihara dan dijaga sebaik-baiknya
b. Beramal dan berjuanglah dalam Muhammadiyah, sebab Muhammadiyah adalah tempat beramal dan berjuang
c. Berjuanglah dalam Muhammadiyah dengan keikhlasan dan kesadaran yang akan menumbuhkan rasa nikmatnya dalam beribadah dan beramal.
d. Muhammadiyah sekarang ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru, kembalilah kepada Muhammadiyah, jadilah master, insinyur dan lain-lainnya dan kembalilah kepada Muhammadiyah.
e. Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup dalan Muhammadiyah.
a. Aku titipkan Muhammadiyah kepadamu dengan harapan Muhammadiyah dapat dipelihara dan dijaga sebaik-baiknya
b. Beramal dan berjuanglah dalam Muhammadiyah, sebab Muhammadiyah adalah tempat beramal dan berjuang
c. Berjuanglah dalam Muhammadiyah dengan keikhlasan dan kesadaran yang akan menumbuhkan rasa nikmatnya dalam beribadah dan beramal.
d. Muhammadiyah sekarang ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru, kembalilah kepada Muhammadiyah, jadilah master, insinyur dan lain-lainnya dan kembalilah kepada Muhammadiyah.
e. Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup dalan Muhammadiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar